VISI
“PPME AL IKHLASH AMSTERDAM UNTUK SEMUANYA”
-
Seru, atraktif dan eye catching (khususnya untuk anak muda dan generasi muda. Generasi milenial yang lahir dari tahun 1980 – 1994 dan Gen Z yang lahir dari tahun 1995 – 2012)
-
Memberikan diaspora Muslim Indonesia di Belanda yang aman dan inklusif, tempat suci untuk belajar dan mengamalkan Islam Rahmatan lil alamin, budaya Indonesia dan nilai-nilai, ilmu pengetahuan, seni, budaya, ekonomi kreatif dan olah raga
-
Anggota secara proaktif berpartisipasi dalam pengembangan komunitas secara keseluruhan
-
Rangkullah perbedaan (Misalnya keterampilan, pengalaman, keahlian, asal-usul, dll.) sebagai inti
MISI
-
Melestarikan dan merayakan kegiatan kebudayaan Indonesia di Belanda.
-
Memperkenalkan 5 Nilai dasar yang menjadi identitas Indonesia, yaitu : Memiliki hati yang hangat, Penuh semangat, bekerja sama, dinamis dan berintelektual.
-
Islam menjadi pedoman hidup sehari-hari.
SEJARAH
Dalam rangka memperlancar dakwah dan menambah ilmu Islam di Negeri Belanda, maka ummat Islam Indonesia dan para mahasiswa Indonesia bersatu mendirikan organisasi pada tanggal 12 April 1971 di Barenstraat 4, Den Haag, dengan harapan agar organisasi ini akan berkembang lebih jauh di Eropa. Nama PPME (Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa) lahir pertemuan tersebut.
Ke-20 mahasiswa muda tersebut adalah:
-
M. Sayuti Suhaib
-
Abdul Wahid Kadungga
-
Imam
-
Ozir M. Isa
-
Rusli Bena
-
A. Hambali Maksum
-
Ujang HS, Azmihardi S
-
T. Razali
-
Husni Basuni
-
Ali Khalik
-
S.Abidin
-
I.idram
-
M.Rais Mustafa
-
A.tikus
-
Suwardi
-
Abdurrahman Wahid
-
Muh. Syukur
-
Machfud Muchtar (Yus)
-
M. Amir al-Hajri
-
Ade Baharuddin
Meski mayoritas anggotanya adalah keturunan Indonesia atau memiliki hubungan dengan Indonesia, organisasi ini tidak menyandang nama "Indonesia". Hal ini menunjukkan bahwa organisasi PPME sangat fleksibel. Dan dengan itu, PPME membuka pintu bagi bangsa lain untuk bersama-sama melakukan dakwah dan menambah pengetahuan tentang Islam di Belanda. Selain itu, kami juga mentransfer pengetahuan bahasa dan budaya Indonesia kepada orang lain.
Sesuai dengan Keputusan Kerajaan Ratu Juliana dan De dato Kementerian Kehakiman pada tanggal 6 Mei 1974 PPME dapat melakukan kegiatan sebagai “Perkumpulan/Organisasi” untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Kemudian, pada tanggal 14 Desember 1995, keputusan ini diubah untuk waktu yang tidak ditentukan.
Karena kebutuhan dan minat masyarakat Islam Indonesia di Belanda, PPME membentuk cabang di sejumlah kota di Belanda. Selain cabang di Den Haag, Rotterdam, Amsterdam (1975) dan Heemskerk (1998), cabang Breda juga didirikan pada tahun 2005. Insya Allah, cabang lain akan mengikuti pada waktunya.
Untuk mengakhiri konflik internal di PPME Amsterdam dan untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah (persatuan Islam), PPME Belanda mengambil keputusan pada tanggal 18 Desember 2005 untuk membagi PPME Amsterdam menjadi dua bagian. Satu cabang menjauhkan diri dari organisasi PPME dan mendirikan asosiasinya sendiri yang disebut Euromuslim. Cabang lainnya akan tetap menjadi bagian dari PPME dan akan berlanjut pada tanggal 10 Januari 2006 dengan nama PPME Al Ikhlash Amsterdam (AIA).
Pengurus PPME AIA yang baru terbentuk, diketuai oleh Legiman Ronald Alimoestar (Ketua), Maman Jumanta Dani, Siti Fatimah, Agus Susanto.