Pesanten kilat 2024 (Ada peti mati di Masjid PPME Al Ikhlash Amsterdam)
Diperbarui: 7 Mar 2024
Tahun ini Pesantren kilat 2024, selama 3 hari di tanggal 16, 17,18 Februari 2024 terasa lebih spesial. Biasanya Pesantren kilat hanya di organisasi oleh pengurus PPME Al Ikhlash Amsterdam saja, tetapi tahun ini bekerja sama dengan PPME Den Haag.
Jumlah peserta yang mendaftar dibatasi hanya sebanyak 50 orang, dengan usia mulai dari 12 tahun. Biaya yang dikenakan ke peserta senilai €35/orang untuk kegiatan selama 3 hari.
Kenapa tidak dilakukan pada saat bulan Ramadhan?
Kebetulan di Ramadhan tahun 1445H / 2024 yang jatuh di bulan Maret, tidak ada hari libur sekolah. Sedangkan Februari terdapat satu hari libur extra di hari Jumat, hal ini menjadikan pemikiran Sarah Usman, (Koordinator Madrasah) beserta Tim dari bidang Madrasah yaitu Shirley dan Amalia Santoso untuk melaksanakan. Anak-anak jadi memiliki kegiatan islami pada saat liburan sekolah.
Hari pertama, Jumat, pada pukul 16.30 CET dibuka pendaftaran ulang. Terlihat sejumlah anak-anak yang didampingi oleh orang tua mereka masing-masing memasuki Masjid PPME Al Ikhlash Amsterdam. Persyaratan untuk tidak menggunakan HP selama 3 hari, tidak menjadi beban bagi peserta, mereka dengan senang hati menyerahkan Hp mereka untuk disimpan selama program berlangsung.
Teun, salah satu peserta yang hadir baru saja menjadi mualaf diusianya yang muda. Redaksi mendapatkan informasi, bawah Teun bersyahadah seminggu sebelum kegiatan Pesantren Kilat 2024 dilaksanakan. Dia terlihat sangat antusias sekali mengikuti seluruh rangkaian program yang diberikan.
Ketua PPME Al Ikhlash Amsterdam, yaitu bapak Hasanul Hasibuan memberikan kata sambutan dengan menyampaikan 3 pesan utama kepada seluruh peserta:
1. Fokus : Belajar untuk semua materi yang disampaikan dan "Stay Focus"
2. Silaturrahmi : Berkenalan dengan semua peserta dan saling memahami, saling mengerti, saling respect, dan bekerja sama
3. Fun : Semangat, Cheers & "Genieten/Enjoy"
Program kegiatan selanjutnya bersama Zuffar dan Alexander (Tim bidang Remaja) yang berbagi pengalaman mereka tentang Pesantren Kilat yang pernah mereka ikuti pada saat mereka di Indonesia. Peserta antusias sekali untuk melontarkan pertanyaan.
Kegiatan selanjutnya dihari pertama Pesantren Kilat 2024 adalah Istighosah yang dipimpin oleh Aaman Sulchan (Pengurus bidang Dakwah PPME Den Haag). Dalam rangkaian Istighosah, ia mengajak para peserta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan membaca Yasin, Asmaul husna, dll. Tujuannya adalah memperkuat ikatan spiritual dengan sang Illahi.
Setelah sholat Isha dan makan malam, peserta berkumpul bersama untuk bisa saling berkenalan antara satu dan lainnya. Istirahat.
Hari kedua, Sabtu, kegiatan diawali pada pukul 04.00 CET dengan sholat tahajud, dilanjutkan dengan sholat subuh bersama, dan Tahsin (menghapal ayat Al Quran).
Pagi harinya, bersama-sama melakukan olah raga.
Kemudian dilanjutkan kegiatan Fardhu Kifayah. Mereka membagi dua kelompok, yaitu Laki-laki dan perempuan. Tim perempuan dipimpin oleh Fitri Gaylani Sabariah (Koordinator Fardhu Kifayah PPME Den Haag) dan Ifa Chaeron. Sedangkan di tim laki-laki ada Ustadz Muharrom (Bidang dakwah PPME Al Ikhlash Amsterdam) dan Ilman sulchan (Bidang Fardhu kifayah PPME Den Haag).
Para peserta Pesantren Kilat 2024 mempelajari tata cara melaksanakan proses Fardhu kifayah. dari mulai memandikan, mengafani, menyolatkan, kemudian memakamkan dan mendoakan mayit untuk yang terakhir kalinya.
Hal yang menarik perhatian peserta pada saat praktek Fardhu kifayah adalah bagaimana mayit yang sudah terbujur kaku, harus tetap kita bersihkan dari rambut sampai ke ujung kaki. Seluruh lubang yang terbuka (hidung, mulut, luka) ditutup dengan kapas. Dalam Islam, kita menyakini, setiap sentuhan yang diterima oleh sang mayit akan dirasakan berlipat kali sakitnya. Untuk itu, kita sebagai petugas harus memperlakukan mayit dengan saat hati-hati dan perlahan. Jadi seminimal mungkin untuk tidak terlalu keras menyentuh tubuh si mayit.
Di malam hari, peserta mengikuti workshop mengenai Muslim di Indonesia oleh Ustadz Mikael, dilanjutkan dengan tanya jawab oleh para peserta. Istirahat.
Hari ketiga, Minggu, merupakan hari terakhir dalam rangkaian kegiatan Pesantren Kilat 2024. kegiatan masih diawali dengan Tahajud dan sholat subuh, dan dilanjutkan hapalan Al quran. Kemudian olah raga bersama.
Proses penutupan dimulai pada pukul 11.30 CET. Hadir Ketua PPME Al Ikhlash Amsterdam Hasanul Hasibuan dan Wakil ketua Harun Pardjo. Pada momen penutupan acara, kesempatan diberikan untuk bapak Budi Santoso (Pengurus senior PPME Al Ikhlash Amsterdam) memberikan sepatah dua patah kata. Beliau memberi apresiasi atas khadiran pengurus dari PPME Den Haag yang aktif bekerja bersama-sama agar acara Pesantren Kilat 2024 terlaksana dengan lancar.
Hadir pula KH Hambali Maksum, yang merupakan salah satu pendiri PPME Belanda di tahun 1971. Dengan adanya program kegiatan Fardhu kifayah yang dilaksakanan pada Pesantren kilat 2024, beliau mengingatkan kita semua, agar kiranya selalu mengingat akan kematian di setiap detik kehidupan sehari-hari.
Tak lupa perwakilan dari peserta, yaitu Sake & Azka (tim peserta laki-laki), Thaharah & Aisyah (tim peserta perempuan) diberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalaman mereka, selama menjalani kegiatan program Pesantren Kilat 2024 di PPME Al Ikhlash Amsterdam.
Alhamdulillah, respons terbaik dari mereka adalah bagaimana mereka bisa mengetahui secara langsung proses pelaksanaan Fardhu Kifayah, mereka juga bisa mengenal orang baru, dan menjalin pertemanan sesama muslim di Belanda.
Kesan lain secara keseluruhan pendapat mereka mengenai Pesantren Kilat 2024 sangat menyenangkan. Mereka belajar utk bisa sholat wajib dengan tepat waktu. Karena dilakukan bersama-sama begitu kumandang Azan dilantunkan. Masha Allah, semoga mereka terus istiqomah dalam Islam. Aamiin.
Comments